Saya dan istri, yang berasal dari kampung halaman yang sama, memutuskan untuk mengunjungi kampung halaman kami untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun. Terakhir kali kami kembali adalah ketika ayah saya meninggal dunia. Sejak itu, ibu saya tinggal sendirian di rumah orang tuanya. Sudah lama sejak terakhir kali kami bertemu dengannya, dan ia tampak sehat dan menyambut kami kembali dengan tangan terbuka. Kami mengobrol sambil minum teh, tetapi saya tak kuasa menahan diri untuk tidak menatap payudaranya yang tertumpuk berat di atas meja. Malam itu, saya kebetulan mengintip ibu saya sedang mandi. Payudaranya tampak montok dan sedikit kendur. Meskipun ia ibu saya sendiri, saya tetap bersemangat. Keluar dari kamar mandi tanpa diketahui, saya mencoba mengajak istri saya melakukan aktivitas malam kami. Namun, ia dengan kasar menolak ajakan saya dan segera pergi tidur dan tertidur. Larut malam, karena tak bisa tidur, saya diam-diam meninggalkan kamar tidur dan menuju kamar ibu saya. Saat saya perlahan mengangkat selimut di atas futon ibu saya yang mendengkur, saya mencium aroma yang familiar. Bergairah dengan gagasan berhubungan seks dengannya, aku mulai bermain-main dengan tubuhnya. Saat aku bermain-main dengan selangkangannya melalui celana dalamnya, aku melihatnya sedikit basah. Saat aku dengan lembut menanggalkan celana dalamnya, aroma yang kuat dan sensual menggelitik lubang hidungku. Aku membelai selangkanganku yang tegak dan ejakulasi dalam sekejap. Keesokan harinya, istriku pergi keluar, mengatakan dia akan bertemu seorang teman. Ibu saya kemudian mendekati saya, tampaknya enggan mengatakan apa pun. Sepertinya dia menyadari rayuan malamku sebelumnya di tengah jalan, dan mengatakan kepadaku untuk tidak melakukannya lagi. Malu dan terkejut karena dia tahu, aku membuat alasan bahwa istriku tidak akan membiarkanku, dan memeluknya, memohon padanya untuk membiarkanku. Aku membelai tubuh ibuku dan meraih ke dalam celana dalamnya, dan cairan berlendir kusut di ujung jariku. Aku dengan kuat menahan ibuku, yang menolak untuk mengakui bahwa dia basah, dan meremas payudaranya dan mengisap selangkangannya. Setelah menghabiskan cairan lengket yang keluar, aku menunjukkan selangkanganku yang panas dan ereksi kepada ibuku dan memaksanya untuk memberikanku blowjob. Lalu, aku menusukkan penisku ke selangkangannya. Kenikmatan itu semakin bertambah dengan setiap dorongan pinggulku. Ibuku sepertinya merasakan hal yang sama, dan meskipun ia terus melarangku, ia terus meremas selangkanganku...